dirimu bukan kamu
Jangan kau kira dirimu (jasad) itu adalah kamu yang sejati. Bola mata, rambut, hidung, telinga, bibir, dada, lengan, semuanya.
Bukankah jasad itu hanya sebagai sarana? sebagai wadah untuk kemudian dirimu masuk ke wadah itu demi menjalankan tugas yang dibebankan Allah kepada mu.
Pernahkah kau membayangkan jika kamu dilahirkan di wadah yang berbeda? Bapak dan ibu yang berbeda? Dan silsilah nasab yang berbeda?
Maka pantaskah kau untuk berbangga atau berkecil hati terhadap jasad yang engkau miliki?
Pantaskah engkau mengutuk-ngutuk dirimu atau bahkan orang tuamu atau bahkan Tuhanmu karena kau tak mendapatkan "diri" yang sesuai keinginanmu?
Bukankah Alloh tidak akan memberi cobaan kepada seseorang diluar batas kemampuannya?
Pernahkah sekali saja dalam hidupmu untuk menyadari bahwa sebenarnya jasadmu itu adalah cobaan terhadapmu?
Pernahkah kau terpikir Ketika seorang yang berjalan di muka bumi dengan segenap parasnya yang memikat adalah ujian terhadapnya?
Pernahkah kau terpikir ketika seorang berjalan di muka bumi dengan kekurangan yang ada padanya, yang kau anggap semua itu sebuah ujian bisa jadi sebenarnya adalah nikmat yang sedang diberikan Tuhan agar dirinya terhindar dari perbuatan-perbuatan yang diharamkan?
Pernahkah terbesit dalam benakmu ketika kau menempati diri mu yang kau inginkan, kau yakin akan mampu untuk menjalaninya?
Maka...masih tersediakah ruang di dalam hatimu untuk mensyukuri nikmat yang telah ada padamu. Menikmati rokhman dan rokhim yang diberikan kepadamu
Menikmati kekuranganmu sebagai kelebihan yang ada padamu
Dan Menikmatinya dengan rendah hati dan tanpa berbangga diri terhadap kelebihan yang ada padamu.

Kakak boleh d jelaskan inti dari tulisan anda tersebut hehe
ReplyDeleteSelamat memahami
ReplyDeletesesungguhnya hati kita itu lebih luas dari langit dan bumi😊
ReplyDeletesesungguhnya hati kita lebih luas dari langit dan bumi☺
ReplyDeletehati kita itu lebih luas dari langit dan bumi☺
ReplyDeletehati kita lebih luas dari langit dan bumi
ReplyDeletehati kita lebih luas dari langit dan bumi
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete