Anggukan Ritmis Kaki Pak Kiai - Emha Ainun Nadjib




Adzan Ber-Lagu
 Judul Buku : Anggukan Ritmis Kaki Pak Kyai
Penulis : Emha Ainun Nadjib
Tebal : 414 halaman
untuk lebih banyak klik di sini


Entah kalimat apa yang dapat saya tuliskan untuk menggambarkan buku ini. Rasanya semua kalimat tidak akan bisa mewakilkan secara penuh atas isi dalam buku ini.
Buku ini adalah kumpulan tulisan dari seorang "cendekiawan" bernama Emha Ainun Najib. Dia memiliki perhatian tentang isu-isu kehidupan kemanusiaan. Bahkan tidak hanya itu dunia per-ghaib-an pun tak luput jadi pembahasannya.
Tulisanya rata-rata berasal dari pertanyaan-pertanyaan yang menggelisahkannya yang secara ajaib bin aneh dapat dia kemas sedemikian rupa sehingga menjadi kegelisahan kita bersama. Dia memandang sebuah fenomena dengan sudut pandang yang unik dan bahkan terkadang  tak terpikirkan oleh kita barang secuilpun. Dia mampu "ngonceki" sedemikian bersih untuk dibahas dengan ketajaman yang liar biasa
Sehingga tak jarang tulisannya berupa kritik tentang kehidupan kita sehari-hari, bahkan pemerintah dan para ustad pun tidak luput dari kritiknya. salah satu kritik yang menarik untuk saya adalah ketika membahas "kendaraan" dakwah para mubaligh reformis dalam menyebarkan ajaran. Yang mana seringkali mereka mengabaikan estetika dalam berdakwah. Contohnya adalah larangan memakai "lagu" ketika mengumandangkan adzan. Padahal menurutnya adzan adalah "pasukan garda terdepan" dalam islam. Jika azan saja dilarang memakai lagu, alias lempeng-lempeng saja, ditambah suara muadzin (orang yang beradzan) yang fals bagaimana orang lain akan tertarik dengan Islam?
Padahal jika dipikir lebih dalam, apakah ada bunyi yang bisa lepas dari lagu? Apa yang dimaksud lagu? Apakah seseorang ketika berbicara bisa disebut tidak menggunakan lagu?. Menurutnya adzan boleh dilantunkan dengan lagu apapun asal ia dapat merangsang jiwa untuk memasuki rasa tauhid. Tidak harus dengan lagu Arab atau lagu non Arab. Bahkan dengan slendro pelog Jawa pun juga boleh. Karena jika adzan saja seperti ini (berantakan dan tidak memperdulikan estetika) bagaimana kita akan lebih kreatif memperkenalkan Islam di bidang bidang lain yang lebih mendalam seperti filsafat pemikiran, ilmu Quraniyah, atau terjemahan terjemahan praksisnya? -Katanya, dalam tulisannya berjudul "Adzan Slendro Pelog"

0 Response to "Anggukan Ritmis Kaki Pak Kiai - Emha Ainun Nadjib"

Post a Comment